Minggu, 12 Juni 2011

Kenaikan Temperatur Solar

        Kenaikan temperatur solar tidak secara langsung mempengaruhi efisiensi
pembakaran. Namun, yang terjadi adalah dengan kenaikan temperatur solar maka
akan menurunkan viscosity sehingga diharapkan atomisasi dapat terjadi dengan
lebih baik/lebih mudah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi. Efisiensi yang
tinggi terjadi jika atomisasi fuel terjadi pada viscosity yang tepat. Viscosity
yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah akan menghasilkan atomisasi yang
buruk yang menyebabkan buruknya efisiensi.

        Batasan viscosity yang direkomendasikan agar terjadi atomisasi yang baik adalah
100 SUS (Saybolt Universal Seconds), sedangkan batasan viscosity maksimum untuk
atomisasi adalah 300 SUS. 
        Agar diesel dapat mencapai viscosity 100 SUS maka harus berada pada temperatur antara 50 s/d 77 oC. Sedangkan agar viscosity tidak melebihi 300 SUS, maka temperatur solar tidak boleh lebih rendah daripada 80 oF atau 26,6 oC (spesifikasi solar PERTAMINA : Pour Point maksimum 65 oF atau 18,3 oC). 
        Untuk menaikkan temperatur fuel oil dapat dilakukan dengan memanfaatkan flue gas sebagai media pemanas (note : temperatur flue gas setelah panasnya dimanfaatkan tidak boleh lebih rendah dari temperatur dew point-nya sehingga tidak menyebabkan korosi karena kondensasi senyawa sulfur yang ada dalam flue gas; secara umum sih temperatur minimumnya adalah 176 oC).


Sumber: http://tech.groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia/message/49927

Tidak ada komentar:

Posting Komentar